Pagi-pagi Buta, Majene Diterjang Gempa 6,2 SR
Oleh: Ghithrafani Hanifah
Editor: Nabila Putri
Psikojur — Gempa bumi berkekuatan 6,2 SR telah menerjang Majene, Sulawesi Barat. Gempa yang terjadi pada Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB merupakan gempa kedua yang diyakini sebagai gempa utama setelah gempa pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB dengan kekuatan 5,9 M. Hingga hari ini, terhitung sedikitnya 28 kali gempa susulan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa yang terjadi di Majene disebabkan oleh aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust. Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG menambahkan, aktivitas sesar tersebut menyebabkan gempa dengan jenis gempa kerak dangkal.
Dampak gempa utama di Majene dan Mamuju menujukan skala intensitas V-VI MMI yang menimbulkan kerusakan, kemudian di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa merasakan guncangan dengan intensitas III-IV MMI yang menyebabkan benda-benda mulai terpelanting.
Diwawancarai oleh Psikojur, salah satu warga yang bertempat tinggal di radius sekitar 37 km dari pusat gempa yaitu Aidil, mengkonfirmasi bahwa ia turut merasakan guncangan keras dari gempa tersebut. Aidil menuturkan bahwa saat gempa terjadi, dirinya sedang tidur di rumahnya.
“Pas gempa terjadi yang aku denger semuanya pada panik, mulai dari keluarga sampai tetangga sudah pada berhamburan diluar pas aku keluar rumah. Aku belum sepenuhnya sadar tapi langsung lari.” ceritanya kepada pihak Psikojur.
Laporan sementara BMKG mencatat setidaknya terdapat 637 orang luka-luka dan 35 orang meninggal dunia. Lima belas ribu orang di Majene dan sekitarnya juga diarahkan untuk mengungsi sementara waktu.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami. Namun, Dwikorita menganjurkan warga untuk tetap mengantisipasi adanya gempa susulan dan potensi terjadinya tsunami. Potensi tsunami dapat terjadi akibat guncangan yang menyebabkan tanah longsor ke laut atau pun oleh gempa itu sendiri.
Masyarakat juga diimbau untuk menjauhi bangunan yang mudah roboh dan gedung yang sudah retak. Masyarakat pesisir pantai pun diminta untuk segera pergi ke tempat yang lebih tinggi apabila kembali merasakan adanya guncangan.
BMKG telah menyiapkan tempat dan jalur evakuasi sementara ke tempat yang lebih tinggi untuk menjadi alternatif dalam mengantisipasi gempa dan potensi tsunami akibat patahan-patahan yang lain. Dwikorita mengimbau warga untuk tetap tenang dan memahami apa yang harus dilakukan apabila gempa susulan terjadi.
Psikologi Jurnalistik,
Salam tinta, salam cinta, Psikojur jaya !