Kreak Semakin Merajalela,
Tuntaskan Sampai ke Akar-Akarnya!

Oleh: Nabila Wardhani & Efrysha Wahyu
Editor: Amira Tsabitah

Psikojur – Akhir-akhir ini masyarakat domisili Semarang sedang digegerkan oleh maraknya kasus kriminal yang dilakukan oleh sekumpulan remaja, yang sebagian berstatus sebagai pelajar, atau masyarakat menyebutnya sebagai kreak. Kreak merupakan nama lain dari gangster yang kerap merusuh dan melakukan kekerasan. Kelompok kreak tersebut melakukan aksi tawuran dengan anggota gangster lainnya pada malam hari di beberapa kawasan Semarang. Tidak hanya anggota geng yang menjadi korban, masyarakat sipil pun turut menjadi sasaran aksi kekerasan menggunakan senjata tajam. Kekhawatiran warga semakin meningkat ketika kelompok kreak memakan korban hingga menewaskan nyawa seorang mahasiswa.

Keresahan juga turut dirasakan oleh mahasiswa perantau yang tinggal di Semarang. Mereka banyak mengeluhkan takut untuk bepergian pada malam hari, terutama jika pulang dari mengerjakan tugas kelompok. Hal tersebut tentu merugikan bagi sebagian mahasiswa karena terhambat dalam proses pengerjaan tugas dan melakukan kegiatan penting lainnya karena maraknya aksi kreak yang berkeliaran di Semarang. Tidak sedikit keluhan disampaikan oleh para mahasiswa yang memilih menganonimkan identitas melalui perantara akun menfess universitas. Seperti sebuah cuitan oleh akun menfess Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan nama @/unicelounge yang diunggah pada (24/9/24) lalu.

“-ness kreak tu apa ga ada kasiannya sama anak2 kuliah ya? udah ngerantau, jauh dari keluarga, duit pas-pasan, cuma mau nuntut ilmu demi banggain ibuk bapak aja cobaannya melawan clurite kreak ya allah😭”

Kreak kian mengkhawatirkan bagi mahasiswa ketika didapati aksi yang dilakukan pada malam hari dilakukan di sekitar kampus Universitas Diponegoro. Banyak mahasiswa yang menyerukan di aplikasi X untuk tetap waspada dan berhati-hati, serta menyarankan untuk tidak bepergian pada malam hari demi keselamatan bersama.

Sebuah unggahan dari instagram @smpsikologi_undip (26/9/2024) juga memberi imbauan kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro untuk mengurangi aktivitas di atas jam 20.00 WIB dan menyelesaikan kegiatan di kampus sebelum jam 18.00 WIB. Pada unggahan tersebut juga disertakan nomor call center 112 apabila mahasiswa melihat gerombolan orang yang membawa senjata tajam.

Per artikel ini ditulis pada (25/9/24), sudah ada satu korban yang meninggal akibat aksi kreak. Mendiang diketahui merupakan seorang mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro asal Jepara yang kehilangan nyawa setelah diserang sekelompok kreak. Sejauh ini polisi telah menangkap beberapa kelompok kreak yang terbukti beraksi di tempat, namun belum secara tuntas. Masyarakat menuntut polisi untuk berusaha lebih keras membasmi kreak karena alih-alih mereda, kreak semakin merajalela. Beberapa netizen di platform X menyoroti dan memberi komentar terhadap peran kepolisian.

“Polisi ke pendemo keras banget mukulnya, giliran ada kreak kreak gini malah menciut,” tulis seorang pengguna X dengan nama akun @/naiforger.

“Bapak ibu (polisi), kemarin pendemo yang nggak membuat resah warga aja dikejar sampe ludes. Lah ini kok bocah kreak nggak dikejar?”

Cuitan kritik lain pada kinerja polisi yang dinilai lebih mengutamakan penindakan terhadap pendemo daripada kriminal kreak juga dilontarkan oleh akun yang identitasnya dianonimkan.

Akhirnya, Polres Semarang menyikapi fenomena kreak dengan meningkatkan kinerja dan pengawasan. Dikutip dari laman berita iNews Solo Raya, Wakapolres Semarang Kompol Fandy Setiawan pada (26/9/24) menegaskan bahwa segenap Polres Semarang akan meningkatkan intensitas patroli malam dengan fokus pada remaja yang sedang berkumpul di daerah-daerah rawan. Selain itu, dilayangkan pula imbauan bagi seluruh masyarakat Semarang agar lebih waspada terhadap bahaya yang sedang dihadapi sekarang.

Peran dan kinerja kepolisian diharapkan mampu maksimal layaknya ketika ditugaskan melindungi rezim hingga kriminalitas kreak benar-benar tuntas ditumpas. Masyarakat mendambakan kehidupan yang aman, tentram, dan tanpa bayangan ancaman keselamatan. Tidak ada yang ingin menyaksikan korban-korban lain berjatuhan karena aksi yang merugikan dan tidak bermoral ini. Selain mewaspadai ancaman kreak, masyarakat juga dimohon untuk tetap tenang dan bijak dalam memilah informasi mengenai kreak yang berseliweran. Tidak jarang informasi yang telah luas dibagikan terbukti tidak benar dan hanya menebarkan ketakutan. Maka dari itu, penting untuk memeriksa ulang validitas dari informasi yang diterima untuk menghindari segala bentuk penipuan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kesempatan.

REFERENSI
Prinada, Y., & Putsanra, D. V. (2024, September 24). Arti Kreak Semarang dan Fakta-Fakta Tawuran Hingga Lukai Pemotor. tirto.id. https://tirto.id/arti-kreak-semarang-dan-fakta-fakta-tawuran-hingga-lukai-pemotor-g34a
Hassani, Nibros. (2024). Aksi Kreak Sering Bikin Resah Warga Semarang hingga Mahasiswa Udinus Tewas Jadi Korban, Netizen: Gotham City is Back. Radar Kudus Jawapos.
https://radarkudus.jawapos.com/jateng/695096842/aksi-kreak-sering-bikin-resah-warga-semarang-hingga-mahasiswa-udinus-tewas-jadi-korban-netizen-gotham-city-is-back?page=2

Lembaga Pers Mahasiswa Psikologi Jurnalistik
Lembaga Pers Mahasiswa Psikologi Jurnalistik

Written by Lembaga Pers Mahasiswa Psikologi Jurnalistik

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro - Salam tinta, salam cinta, Psikojur jaya!

No responses yet