DIKSI VOL. 3: Mahasiswa, Pemilu 2024, dan Keterlibatan Politik

Sumber: LPM Psikologi Jurnalistik 2023

Oleh: Amira Tsabitah & Aulia Rahmadesfi

Editor: Brigitta Emtimanta

Psikojur — Telah diselenggarakan Diskusi Isu Psikologi dan Sosial Politik (DIKSI) VOL.3 pada Rabu (22/11/2023) dengan tema “Membangun Kesadaran Serta Peran Mahasiswa dalam Partisipasi Aktif pada Pemilihan Presiden”. Forum diskusi yang diprakarsai oleh Bidang Kajian dan Aksi Strategis BEM Psikologi UNDIP ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa melalui diskusi aktif jelang Pemilu 2024. Turut hadir selaku narasumber, Bapak Muhammad Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A, dosen dari Fakutas Psikologi UNDIP dan Naufal Tsabit Sasangka, ketua BEM FISIP UNDIP 2021.

Pada tahun 2024, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Indonesia diproyeksikan mencapai 204.807.000, dan mahasiswa menyumbang sekitar 5% dari jumlah tersebut. Meski proporsinya relatif kecil, partisipasi mahasiswa ternyata melampaui angka statistik. Karena itu, mahasiswa diharapkan menyumbang peran jelang pemilu 2024, salah satunya dengan menggunakan hak pilih dengan sebaik mungkin.

Menurut Naufal, euforia pemilihan presiden tahun ini tidak sekuat tahun sebelumnya. Dapat dilihat bahwa capres dan cawapres tahun ini sering menyoroti Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi dalam visi mereka. Menanggapi hal tersebut, mahasiswa sebagai generasi muda harus mulai meningkatkan kesadaran berpolitik, dengan mengembangkan pemikiran kritis serta rasional dalam menggunakan hak pilihnya. Yoel Gracio selaku moderator, ikut menambahkan, “Mahasiswa itu memiliki peran bukan tentang siapa yang memilih, tapi tentang kita menggunakan hak suara kita.”

Diskusi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai golput, dimana menurut Bapak Zulfa, terlibat dan tidak terlibat itu dasar perilakunya berbeda. Ada yang memilih untuk menggunakan hak pilihnya, ada juga yang tidak. Ketika orang memutuskan untuk tidak memilih, mungkin orang tersebut mempertanyakan kandidat yang ada, pihak penyelenggara pemilu, semacamnya. Meninjau dari segi keperilakuan, jikalau pilihan untuk golput didasari alasan yang kuat, seperti calon pemimpin yang ada memiliki rekam jejak yang tidak baik, maka dapat keputusan itu dapat dipahami. Namun, jika memilih untuk golput karena malas, maka hal tersebut perlu untuk dievaluasi.

Secara keseluruhan, DIKSI berlangsung cukup interaktif. Diskusi ini kemudian ditutup pesan dari Bapak Zulfa. Beliau mengingatkan bahwa sebagai generasi muda, kita harus lebih sering melakukan cross-check informasi, mengkaji lebih dalam lagi, dan salah satu referensi adalah teman.

Psikologi Jurnalistik 2023

Salam tinta, salam cinta, Psikojur Jaya!

#ReportasePsikojur

Lembaga Pers Mahasiswa Psikologi Jurnalistik
Lembaga Pers Mahasiswa Psikologi Jurnalistik

Written by Lembaga Pers Mahasiswa Psikologi Jurnalistik

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro - Salam tinta, salam cinta, Psikojur jaya!

No responses yet